Sabtu, 01 Agustus 2009

MENGELOLA ASET DUNIA - INGAT SEBELUM AJAL MENJEMPUT

Oleh
Sparta

Aset adalah sumber-sumber ekonomi yang kita kuasai yang memberikan manfaat ekonmis dimasa datang bagi pemiliknya. Dari sisi manusia, seringkali kita menganggap bahwa aset kita adalah istri/suami, anak, rumah, tanah, kendaraan, jabatan dan kedudukan/status serta lainnya. Kita tidak pernah membayangkan itu semua hanyalah pinjaman. Tanpa kita sadari, aset tersebut sering membawa manusia itu lupa atau menjadi tidak ingat sama penciptanya.

Manuasia sebagai ciptaan Allah tentu saja tidak berhak meklaim apa yang mereka miliki dan kuasai dianggap sebagia asetnya. Semua yang kita miliki di dunia ini hanyalah pinjaman dari penciptanya. Sebagai pinjaman tentu saja setiap waktu aset tersebut akan dikembalikan atau kalau kita tidak amanah dalam mengelolanya tentu pemiliknya tidak akan mempercayai kita lagi. Akhir sebagaimana yang kita duga, aset tersebut dapat ditarik sewaktu-waktu pada saat kita tidak ingin melepaskan aset tersebut. Disamping itu, aset dapat diambil secara paksa oleh pihak lain dengan cara ilegal.

Dua hari yang lalu, teman saya seprofesi menyatakan bahwa ada dua aset yang tidak mungkin diambil oleh orang lain yaitu ilmu yang dikuasai (gelar doktor) dan jenjang jabatan akdemik (sampai professor). Aset lainnya dapat ditarik oleh pihak lain, seperti jabatan misalnya. Tetapi aset ilmu tidak mungkin dicuri oleh orang lain. Begitu juga dengan jenjang jabatan akademik (profesor), tidak mungkin jabatan ini dicopot oleh pihak lain (kecuali terlibat kasus asusila dsb/melanggar undang-undang). Pendapat teman saya ini hampir sama dengan nenek saya. Semasa beliau masih hidup, saya seringkali dinasehati oleh beliau, termasuk juga kakak dan adik-adik saya. Nasehat beliau adalah tuntutlah ilmu sampai akhir hayat. Hanya ini yang dapat digunakan sebagai bekal hidup. Harta melimpah dan jabatan yang tinggi tidak akan kekal di dunia ini, sewaktu-waktu hal itu bisa dicuri, atau habis karena bencana, atau jabatan dicopot oleh atasan dan lainnya. Akan tetapi, ilmu tidaklah dapat dicopot oleh siapapun kecuali oleh ALLAH, ia tidak dapat dicuri oleh manusia manapun, hanya Allah lah yang maha kuasa dapat melakukan pencopotan ilmu itu dari kita. Saya tambah kan lagi aset lain yang kita miliki yang dapat kita bawa sampai akhir hayat adalah amal ibadah kita.

Saya prihatin melihat manusia dengan serakah dan tampa belas kasihan sesama nya, berusaha dengan segala cara untuk mengejar, menguasai harta dan jabatan di dunia ini. Mereka tidak peduli dengan orang-orang disekelilingnya. Ia merasa bahwa semua yang ada haruslah ia kuasai. Ia merasa bahwa ia akan hidup selamanya. Ia merasa bahwa ia-lah yang benar sehingga dengan mudahnya ia membalikan fakta yang ada, yang benar dikatakan salah, dan salah dikatakan benar. Setiap permasalahan selalu ia tempatkan diri nya sebagai orang benar, yang lain terutama orang yang tidak ia senangi dan dianggap sebagai pesaing ditempatkan sebagai pihak yang selalu salah. Allah Maha Tahu dan Maha Melihat. Orang-orang itu merasa banwa hanya dialah yang berhak dan pantas untuk memiliki aset dan jabatan itu, meskipun harus menimbulkan korban, kepedihan dan derita jiwa dan raga bagi orang disekelilingnya. Namun ia tidak akan peduli. Sekali lagi "Tidak Akan Peduli". Perjalanan hidup yang telah dilalui oleh penulis telah memberikan pelajaran buat saya dan lainnya, bagaimana Allah memberikan suatu pelajaran buat orang seperti ini dengan memberikan ganjaran yang setimpal atas perbuatannya selama yang bersangkutan masih hidup. Orang yang tersakiti oleh perbuatan kita tanpa kita sadari keluhananya di dengar oleh Allah. Allah akan segera mengabulkan doa-doa dari orang yang teraniya. Ganjaran yang diberikan oleh Allah dapat berupa: datangya penyakit bagi mereka yang menghabiskan harta benda yang telah dikumpulkan selama ini, terlibat kasus diluar kendali mereka sehingga ia direndahkan dan dicomohkan oleh orang sekelilingnya, hukum karma perbuatan yang telah ia perbuat selama ini.

Dalam hidup hanya satu yang dicari yaitu menjalani hidup dengan keberkahan dan keridoan dari Allah. Carilah rezeki yang halal. Hiduplah dalam kedamaian tanpa kebencian. Hiduplah tanpa membuat orang lain menjadi tertekan dan menderita karena perbuatan kita (baik kita sadari ataupun tidak). Hiduplah dengan penuh kasih sayang dan saling menghargai. Hiduplah dengan mengganggap bahwa manusia dimata Allah hanya dibedakan dari sisi keimanannya bukan dari status sosialnya, harta nya, dan jabatannya. Lebih baik kita dalam posisi di aniaya daripada posisi menganiaya orang lain. Lebih baik kita membantu orang lain daripada kita minta bantuan orang lain. lebih baik kita tidak menyimpan dendam pada orang lain meskipun orang itu telah menyakiti dan membuat kita tidak nyaman serta membuat orang disekeliling kita tidak mengangap kita sebagai manusia lagi. Allah lah yang pantas memberikan derajat buat kita. BUKAN MANUSIA. Alllah yang pantas memberikan ketenangan hidup buat kita, bukan BOS atau manusia lainnya yang memberikan ketenangan tersebut. ALLAH lah yang pantas memberikan ganjaran bagi orang-orang yang telah berbuat zalim kepada kita, bukan kita yang pantas menghukum mereka. ALLAH lebih adil dan pantas mengganjar manusia-manusia yang telah dengan seenaknya dan pongahnya bahwa ia lah yang pantas berbuat semuanya dan BENAR. Nauzubillah bin Zalid... Ya Allah semoga kita dapat dihindarkan dari perbuatan seperti mereka.. tunjukkan jalan yang benar buat mereka dan bimbinglah kita selalu menjalani kehidupan ini sesuai ridhomu ya ALLAH.

Tulisan ini tentulah hanya sekedar untuk memberikan sekilas tentang bagaimana kita seharusnya memperlakukan apa yang kita miliki dan kita tidak berhak menghakimi orang lain.... semoga bermanfaat... dan kebenaran hanya ada pada ALLAH semata, sedangkan ketidakbenaran hanya selalu ada pada diri kita sebagai hambanya. Kebenaran itu tidak akan pernah ada pada diri manusia yang zalim dan serakah...

Salam buat semuan teman.. amien.....Jakarta Akhir Juli 2009.....