Rabu, 25 November 2009

HASIL PUBLIK HEARING 8 PRODUK STANDAR - 24 NOP 2009

Rabu, Tanggal 24 Nopember 2009, jam 13.00 saya mengikuti publik hearing untuk yang sekian kalinya. DSAK IAI seperti dikejar waktu untuk mencapai target Konvergensi IFRS s/d 2012. Upaya ini sangat diperlukan agar Indonesia dapat mengharmonisasikan standar akuntansi nya dengan negara lainnya. Harmonisasi ini sangat diperlukan agar Indonesia dapat menjadi daya tarik bagi investor asing. Berikut ini hasil publik hearing yang ditulis olah tim IAI, selamat membaca semoga ada manfaatnya.

Dalam rangka menyelesaikan konvergensi IFRS 2012, DSAK-IAI (Dewan Standar Akuntansi Keuangan – Ikatan Akuntan Indonesia) kembali melaksanakan public hearing 8 produk DSAK kemarin, 24 November 2009 di Jakarta. Delapan produk tersebut termasuk 4 buah PSAK yang mengacu ke standar akuntansi internasional IFRS/IAS (International Financial Reporting Standards/Internati onal Accounting Standard), 2 Interpretasi SAK (ISAK) dan 2 pernyataan pencabutan beberapa PSAK dan ISAK yang berpotensi overlapping dengan penerapan PSAK 50/55 tahun 2010. Rangkaian public hearing ini hanya berjarak kurang lebih sebulan dari public hearing akbar sebelumnya pada tanggal 13 Oktober lalu dimana DSAK-IAI memaparkan 12 produk DSAK yang dikeluarkan bersamaan.

Public hearing tersebut dihadiri 250 orang perwakilan dari BUMN, emiten, kantor akuntan publik dan akademisi. Salah satu peserta dari BUMN menyambut baik PSAK 10 Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing yang menyatakan bahwa mata uang pelaporan sedapat mungkin sama dengan mata uang fungsional. Di dalam PSAK 10 tidak disebutkan bahwa mata uang fungsional harus rupiah. BUMN tersebut di dalam kegiatan bisnis sehari-harinya lebih banyak menggunakan US Dolar daripada rupiah. Namun penggunaan mata uang fungsional selain rupiah terbentur dengan peraturan perpajakan yang mengatakan bahwa sebuah perusahaan harus mendapatkan ijin dari Departemen Keuangan apabila ingin memakan mata uang fungsional selain rupiah. BUMN tersebut sudah dua kali meminta ijin ke Departemen Keuangan namun tidak diluluskan.

Terkait dengan harmonisasi peraturan perpajakan dengan standar Akuntansi, Rosita Uli Sinaga sebagai ketua DSAK mengatakan bahwa hal tersebut memang sudah menjadi agenda kerja DSAK untuk melakukan pertemuan dengan otoritas pepajakan.

PSAK 4 mengenai laporan keuangan konsolidasian dan laporan keuangan tersendiri banyak mendapatkan tanggapan dari para peserta. PSAK 4 yang mengacu ke IAS 27 tidak mengadopsi keseluruhan persyaratan IAS 27. Di dalam IAS 27 perusahaan induk boleh tidak membuat laporan konsolidasi dan hanya membuat laporan keuangan tersendiri dengan beberapa persyaratan tertentu. Namun pilihan ini tidak diadopsi oleh DSAK, sehingga dalam PSAK 4 perusahaan induk boleh membuat laporan keuangan tersendiri namun laporan itu menjadi informasi tambahan di dalam laporan keuangan konsolidasi dan bukan laporan keuangan yang berdiri sendiri. Posisi yang diambil oleh DSAK ini mendapatkan pertanyaan apakah ini bukan berarti penyimpangan dari IFRS. Pendapat ini ditanggapi oleh Rosita bahwa keputusan ini tidak membuat Indonesia menyimpang dari IFRS karena Indonesia tidak bertentangan dengan IFRS namun hanya mengurangi pilihan yang diijinkan oleh IFRS. Dengan kata lain Indonesia malah menetapkan persyaratan yang lebih ketat dibandingkan dengan IFRS.

Rosita yang mempresentasikan PSAK 4 menjelaskan bahwa PSAK ini mensyaratkan perusahaan induk melakukan konsolidasi apabila perusahaan memiliki kontrol terhadap perusahaan anak dan bukan semata-mata dari persentase kepemilikan saham atas perusahaan anak. Sehingga dapat saja terjadi suatu perusahaan yang dimiliki beberapa perusahaan tidak dikonsolidasi oleh siapapun karena tidak ada satupun investor yang memiliki kontrol namun beberapa investor hanya memiliki pengaruh signifikan. Suatu perusahaan induk dapat pula tidak mengonsolidasi perusahaan anaknya walaupun memiliki kepemilikan lebih dari 50% bila terbukti perusahaan induk tersebut tidak memiliki kontrol terhadap perusahaan anak.

Salah satu anggota DSAK lain, Jumadi yang mempresentasi PSAK 48 Penurunan Nilai Aset juga menerangkan tantangan-tantangan yang akan dihadapi oleh perusahaan terkait dengan alokasi goodwill ke unit penghasil kas dan bagaimana cara melakukan penurunan nilainya. Menurut Jumadi PSAK 48 ini sangat berkaitan dengan PSAK 22 Kombinasi Bisnis yang juga direncanakan exposure draft revisinya akan keluar pada akhir tahun atau awal tahun ini.
Ahmadi Hadibroto, ketua Dewan Pengurus Nasional IAI menyampaikan bahwa konvergensi IFRS ini harus didukung oleh semua pihak mengingat akan banyak sekali PSAK baru yang akan dikeluarkan oleh DSAK-IAI sampai pertengahan tahun 2010. Ahmadi juga menambahkan bahwa IAI sudah membentuk Tim Implementasi IFRS yang akan membantu mensosialisasikan Exposure Draft yang sudah dikeluarkan DSAK serta untuk mengatasi permasalahan/ isu yang terjadi di publik sehubungan dengan rencana implementasi IFRS 2012.

Public hearing ditutup dengan penegasan ketua DSAK, Rosita Uli Sinaga bahwa DSAK akan mensahkan exposure draft yang sudah dikeluarkan menjadi PSAK sebelum akhir tahun 2010 untuk berlaku efektif tahun 2011.

Untuk itu komentar dari publik ditunggu secepatnya agar DSAK dapat mempelajari masukan dan kesiapan publik dalam menerapkan standar-standar baru tersebut. Rosita juga menambahkan bahwa DSAK-IAI kemungkinan besar akan melaksanakan satu public hearing lagi pada pertengahan bulan Desember nanti.

Untuk lebih lengkapnya, daftar produk yang dipaparkan dalam public hearing kemarin adalah sebagai berikut:
1. PSAK 48 Penurunan nilai Aset ( referensi IAS 36 Impairment of Assets)
2. PSAK 10 Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing ( referensi IAS 21 The Effect of
Changes in Foreign Exchange Rates)
3. ISAK 13 Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri ( referensi IFRIC
16 Hedges of a Net Investment in a Foreign Operation)
4. PPSAK 4 Pencabutan PSAK 31: Akuntansi perbankan, PSAK 42: Akuntansi Perusahaan Efek,
dan PSAK 49: Akuntansi Reksa Dana
5. PPSAk 5 : Pencabutan ISAK 06: Interpretasi atas paragraph 12 dan 16 PSAK No. 55 (1999)
tentang Instrumen Derivatif Melekat pada Kontrak dalam Mata Uang Asing
6. PSAK 4 Laporan keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri ( referensi IAS
27 Consolidated and Separate Financial Statements)
7. PSAK 2 Laporan Arus Kas ( referensi IAS 7 Statements of Cash Flow)
8. ED ISAK 7 Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus ( referensi SIC 12 Consolidation – Special
Purpose Entities)

Sementara itu ke-20 Produk DSAK yang telah di-public hearning-kan pada tanggal 13 Oktober 2009 (dimana saya, sparta, juga ikut) lalu adalah:

1. PSAK 5: Segmen Operasi ( referensi IFRS 8 Operating Segments)
2. PSAK 15: Investasi pada Entitas Asosiasi ( referensi IAS 28 Investments in Associates)
3. PSAK 12: Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama ( referensi IAS 31 Interests in Joint
Ventures)
4. PSAK 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan ( referensi
IAS 8 Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors)
5. PSAK 58: Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan
( referensi IFRS 5 Non-current Asset Held for Sale and Discontinued Operations)
6. PSAK 57: Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontinjensi dan Aset Kontinjensi referensi IAS 37
Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets)
7. ISAK 09: Perubahan atas Kewajiban Aktivitas Purna Operasi, Restorasi dan Kewajiban
Serupa ( referensi IFRIC 1 Changes in Existing Decommisioning, Restoration, and Similar
Liabilities)
8. ISAK 10: Program Loyalitas Pelanggan ( referensi IFRIC 13 Customer Loyalty Programmes)
9. ISAK 11: Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik ( referensi IFRIC 17 Distribution of Non-
cash Assets to Owners)
10. ISAK 12: Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer ( referensi
SIC 13 Jointly Controlled Entities – Non-Monetary Contribution by Venturers)
11. PPSAK 2: Pencabutan PSAK 41 : Akuntansi Waran dan PSAK 43: Akuntansi Anjak Piutang
12. PPSAK 3: Pencabutan PSAK 54: Akuntansi Restrukturisasi Utang Piutang Bermasalah

Jumat, 20 November 2009

PIDATO ANAK USIA 12 TAHUN BIKIN FORUM PBB TERDIAM

Dari: Milis Sebelah,

Cerita ini berbicara mengenai seorang anak yg bernama Severn Suzuki seorang anak yg pada usia 9 tahun telah mendirikan Enviromental Children's Organization ( ECO ). ECO sendiri adalah Sebuah kelompok kecil anak" yg mendedikasikan diri Untuk belajar dan mengajarkan pada anak" lain mengenai masalah" lingkungan. Dan mereka pun diundang menghadiri Konfrensi Lingkungan hidup PBB, dimana pada saat itu Seveern yg berusia 12 Tahun memberikan sebuah pidato kuat yg memberikan pengaruh besar ( dan membungkam ) beberapa pemimpin dunia terkemuka.

Apa yg disampaikan oleh seorang anak kecil ber-usia 12 tahun hingga bisa membuat RUANG SIDANG PBB hening, lalu saat pidatonya selesai ruang sidang penuh dengan orang" terkemuka yg berdiri dan memberikan Tepuk Tangan yg meriah kepada anak berusia 12 tahun. Inilah Isi pidato tersebut: (sumber The Collage Foundation)

"Halo, nama Saya Severn Suzuki, berbicara mewakili E.C.O - Enviromental Children Organization ...." Kami Adalah Kelompok dari kanada yg terdiri dari anak" berusia 12 dan 13 tahun. Yang mencoba membuat Perbedaan: Vanessa Suttie, Morga, Geister, Michelle Quiq dan saya sendiri. Kami menggalang dana untuk bisa datang kesini sejauh 6000 mil. Untuk memberitahukan pada anda sekalian orang dewasa bahwa anda harus mengubah cara anda, Hari ini Disini juga. Saya tidak memiliki agenda tersembunyi. Saya menginginkan masa depan bagi diri saya saja.

Kehilangan masa depan tidaklah sama seperti kalah dalam pemilihan umum atau rugi dalam pasar saham. Saya berada disini untuk berbicara bagi semua generasi yg akan datang. Saya berada disini mewakili anak" yg kelaparan di seluruh dunia yang tangisannya tidak lagi terdengar. Saya berada disini untuk berbicara bagi binatang" yang sekarat yang tidak terhitung jumlahnya diseluruh planet ini karena kehilangan habitat nya. kami tidak boleh tidak di dengar.

Saya merasa takut untuk berada dibawah sinar matahari karena berlubang nya lapisan OZON. Saya merasa takut untuk bernafas karena saya tidak tahu ada bahan kimia apa yg dibawa oleh udara.

Saya sering memancing di di Vancouver bersama ayah saya hingga beberapa tahun yang lalu kami menemukan bahwa ikan"nya penuh dengan kanker. Dan sekarang kami mendengar bahwa binatang" dan tumbuhan satu persatu mengalami kepunahan tiap harinya - hilang selamanya.

Dalam hidup saya, saya memiliki mimpi untuk melihat kumpulan besar binatang" liar, hutan rimba dan hutan tropis yang penuh dengan burung dan kupu". tetapi sekarang saya tidak tahu apakah hal" tersebut bahkan masih ada untuk dilihat oleh anak saya nantinya.

Apakah anda sekalian harus khawatir terhadap masalah" kecil ini ketika anda sekalian masih berusia sama serperti saya sekarang?

Semua ini terjadi di hadapan kita dan walaupun begitu kita masih tetap bersikap bagaikan kita masih memiliki banyak waktu dan semua pemecahan nya. Saya hanyalah seorang anak kecil dan saya tidak memiliki semua pemecahan nya tetapi saya ingin anda sekalian menyadari bahwa anda sekalian juga sama seperti saya!

Anda tidak tahu bagaimana caranya memperbaiki lubang pada lapisan ozon kita.
Anda tidak tahu bagaiman cara mengembalikan ikan-ikan salmon ke sungai asalnya.
Anda tidak tahu bagaimana caranya mengembalikan binatang-binatang yang telah punah.

Dan anda tidak dapat mengembalikan Hutan-Hutan seperti sediakala di tempatnya yang sekarang hanya berupa padang pasir.. Jika anda tidak tahu bagaima cara memperbaikinya. TOLONG BERHENTI MERUSAKNYA!

Disini anda adalah deligasi negara-negara anda. Pengusaha, Anggota perhimpunan, wartawan atau politisi - tetapi sebenernya anda adalah ayah dan ibu, saudara laki" dan saudara perempuan, paman dan bibi - dan anda semua adalah anak dari seseorang.

Saya hanyalah seorang anak kecil, namun saya tahu bahwa kita semua adalah bagian dari sebuah keluarga besar, yang beranggotakan lebih dari 5 milyar, terdiri dari 30 juta rumpun dan kita semua berbagi udara, air dan tanah di planet yang sama - perbatasan dan pemerintahan tidak akan mengubah hal tersebut.

Saya Hanyalah seorang anak kecil namun begitu saya tahu bahwa kita semua menghadapi permasalahan yang sama dan kita seharusnya bersatu untuk tujuan yang sama.

Walaupun marah, namun saya tidak buta, dan walaupun takut, saya tidak ragu untuk memberitahukan dunia apa yang saya rasakan.

Di Negara saya, kami sangat banyak melakukan penyia-nyiaan, kami membeli sesuatu dan kemudian membuang nya, beli dan kemudian buang. walaupun begitu tetap saja negara" di utara tidak akan berbagi dengan mereka yang memerlukan. Bahkan ketika kita memiliki lebih dari cukup, kita merasa takut untuk kehilangan sebagian kekayaan kita, kita takut untuk berbagi.

Di Kanada kami memiliki kehidupan yang nyaman, dengan sandang, pangan dan papan yang berkecukupan - kami memiliki jam tangan, sepeda, komputer dan perlengkapan televisi.

Dua hari yang lalu di Brazil sini, kami terkejut ketika kami menghabiskan waktu dengan anak" yang hidup di jalanan. Dan salah satu anak tersebut memberitahukan kepada kami: " Aku berharap aku kaya , dan jika Aku kaya, Aku akan memberikan anak" jalanan makanan, pakaian dan obat-obatan, tempat tinggal . dan Cinta dan Kasih sayang " .

Jika seorang anak yang berada dijalanan yang tidak memiliki apapun, bersedia untuk berbagi, mengapa kita yang memiliki segalanya masih begitu serakah?

Saya tidak dapat berhenti memikirkan bahwa anak" tersebut berusia sama dengan saya , bahwa tempat kelahiran anda dapat membuat perbedaan yang begitu besar. bahwa saya bisa saja menjadi salah satu dari anak" yang hidup di Favellas di Rio; saya bisa saja menjadi anak yang kelaparan di Somalia ; seorang korban perang timur tengah atau pengemis di India .

Saya hanyalah Seorang anak kecil namun saya tahu bahwa jika semua Uang yang dihabiskan untuk perang dipakai untuk mengurangi tingkat kemisikinan dan menemukan jawaban terhadap permasalahan alam, betapa indah jadinya dunia ini.

Di sekolah, bahkan di taman kanak-kanak anda mengajarkan kami untuk berbuat baik. Anda mengajarkan pada kami untuk tidak berkelahi dengan orang lain. Mencari jalan keluar, membereskan kekacauan yang kita timbulkan. Tidak menyakiti makhluk hidup lain, Berbagi dan tidak tamak..

Lalu mengapa anda kemudian melakukan hal yang anda ajarakan pada kami supaya tidak boleh dilakukan tersebut?

Jangan lupakan mengapa anda menghadiri Konfrensi ini. mengapa anda melakukan hal ini - kami adalah anak" anda semua , Anda sekalianlah yang memutuskan dunia seperti apa yang akan kami tinggali. Orang tua seharus nya dapat memberikan kenyamanan pada anak" mereka dengan mengatakan " Semuanya akan baik-baik saja ". 'kami melakukan yang terbaik yang dapat kami lakukan' dan ' ini bukanlah akhir dari segalanya'

Tetapi saya tidak merasa bahwa anda dapat mengatakan hal tersebut kepada kami lagi. Apakah kami bahkan ada dalam daftar prioritas anda semua? Ayah saya selalu berkata ' kamu akan selalu dikenang karena perbuatan mu bukan oleh kata" mu '

Jadi, apa yang anda lakukan membuat saya menangis pada malam hari. kalian orang dewasa berkata bahwa kalian menyayangi kami.

Saya menantang A N D A , cobalah untuk mewujudkan kata" tersebut.

Sekian dan terima kasih atas perhatian nya.

Servern Cullis-Suzuki telah membungkam 1 ruang sidang Konfrensi PBB, membungkam seluruh Orang" penting dari seluruh dunia hanya dengan pidatonya, setelah pidato nya selesai serempak seluruh Orang yang hadir diruang pidato tersebut berdiri dan memberikan tepuk tangan yang meriah kepada anak berusia 12 tahun.

dan setelah itu ketua PBB mengatakan dalam pidato nya..

" Hari ini Saya merasa sangatlah Malu terhadap Diri saya sendiri karena saya baru saja disadarkan betapa penting na linkungan dan isi nya disekitar kita oleh Anak yang hanya berusia 12 tahun yang maju berdiri di mimbar ini tanpa selembar pun Naskah untuk berpidato, sedang kan saya maju membawa berlembar naskah yang telah dibuat oleh assisten saya kemarin… Saya ... tidak kita semua dikalahkan oleh anak yang berusia 12 tahun "

Cerita ini benar" terjadi dan pidato severn Cullis-Suzuki itu benar" pidato yang dikatakan nya dalam pidato tersebut tanpa dilebih" kan .

Apa yang anda dapat dari cerita tersebut?

(N0te: Tolong sebarkan e-mail ini ke semua orang yang anda kenal, bukan untuk mendapatkan nasib baik atau kesialan kalau tidak mengirimkan, tapi mari kita bersama-sama membuka mata semua orang di dunia bahwa bumi sekarang sedang dalam keadaan sekarat dan kita-lah manusia yang membuatnya seperti ini yang harus bertindak untuk mencegah kehancuran dunia)

Jumat, 06 November 2009

MENCINTAI DAN BANGGA DENGAN BAHASA DAN MUSIK MINANGKABAU

Oleh: Sparta

Pengantar:
Tulisan ini ditujukan buat teman-teman sekampuang. Tulisan ini dibuat pada 24 Nopember 2008. Mungkin saya perlu mengingat kembali tulisan ini sebagai renungan. selamat membaca.


Suatu kesempatan dalam minggu ketiga Nopember 2008, saya mendapat tugas sebagai assessor dalam proses pemberian sertifikasi profesi bagi direktur Bank Perkreditan Rakyat. Tugas ini telah penulis lakoni sudah hampir tiga tahun sejak bergabung dengan salah satu lembaga pendidikan perbankan di Jakarta. Selesai tugas, saya pulang kerumah dengan mobil tumpangan staf dari bank sentral. Saya baru kenal dengan staf ini karena sama-sama terlibat dalam proses ini dengan tugas yang berbeda. Sambil menikmati perjalanan pulang dari Jl. Thamrin ke Stasiun Kebayoran Lama, kami bercerita tentang banyak hal. Hal yang biasa dilakukan bila kita ikut mobil tumpangan, kita selalu berupaya untuk mengobrol lebih banyak dengan sipemilik kendaraan.

Sampailah pada suatu cerita, beliau menanyakan saya berasal dari mana. Saya sampaikan kepada beliau bahwa saya berasal dari Minang. “oh.. kalau begitu saya mau cerita tentang kesan saya selama di Padang” ujar beliau dengan suara agak setengah kaget. Rupanya ia mempunyai kesan yang tidak pernah dilupakannya selama bertugas di Padang. Ia sudah dua kali bertugas di Padang. Tugas teakhir di Padang yang ia jalani terjadi dalam tahun 2004. Ia ingin berdiskusi dengan saya tentang kesannya itu. “Ada dua hal yang saya tidak habis mengerti mengenai Kota Padang dan Sumbar pada umumnya” ia berujar dengan mimik wajah agak berkerut. “Pertama. Sebagai propinsi yang merupakan daerah tujuan wisata ia tidak habis mengerti kenapa restoran-restoran terkenal di Padang tidak memutar lagu-lagu khas Minang Kabau. Hal ini ia bandingkan dengan restoran-restoran di daerah tujuan wisata lainnya seperti Bandung, Yogja dan daerah lainnya. Biasanya mereka selalu memutar lagu asli daerah setempat seperti lagu sunda dan lagu gending jawa atau keroncong di Yogja. Suasana restoran dengan mengumandangkan lagu-lagu asli daerah setempat memberikan kesan unik tersendiri bagi turis lokal dan mancanegara yang berkunjung ke restoran tersebut. Ia sebenarnya menginginkan suasana lain yang akan didapatinya di restoran Padang tersebut. Tetapi saat ia masuk dan selama menikmati hidangan masakan Padang tak sedikitpun terdengar lagu-lagu kas minang. Hal yang sama ia dapati juga saat makan di restoran besar lainnya di kota Padang dan Bukittinggi. Musik yang diputar di restoran-rstoran tersebut kebanyak lagu-lagu pop Indonesia dan barat serta dangdut. Menurut beliau, alangkah nikmatnya makan masakan padang sambil mendengarkan lagu-lagu asli minangakabau, sehingga nuansa alam dan citra rasa minang sangat terasa…” saya cukup kaget mendengar kesannya ini. Setahu saya, selama sekolah di Padang tahun 70-an sampai saya lulus kuliah 1989 dan berangkat meninggalkan Padang tahun 1991 saya sering mendengar lagu-lagu asli minang berkumandang di restoran-restoran menengah ke bawah. Tetapi untuk restoran menengah ke atas, memang sedikit agak jarang saya mendengar lagu-lagu asli minang. Waktu itu saya tidak terpikir bagaimana pentingnya lagu-lagu asli minang perlu diperdengarkan di restoran-restoran tersebut bagi wisatawan lokal dan mungkin juga bagi wisatawan asing. Tidak terpikir juga bahwa antara musik dan makanan ada hubungannya. Seperti masakan sunda akan lebih nikmat dinikmati apabila di iringi dengan musik khas sunda. Rasanya agak lain citra rasa masakan sunda bila saat menikmati masakan tersebut diiringi dengan lagu batak misalnya Kesan sunda tidak muncul bila musik dan makanan tidak matching.

Saya tidak tahu persis apakah kondisi yang diceritakan teman saya di atas memang betul-betul terjadi atau masih terjadi saat ini. Hampir setiap tahun saya pulang dan beberapa kali saya makan di restoran di kota Padang dan di daerah lainnya seperti Pariaman, Padang Panjang, Bukit Tinggi dan Solok memang agak jarang saya mendengar lagu-lagu minang dikumdangkan dalam rstoran tersebut. Saya pikir karena hampir semua pengunjungnya orang minang, maka musik minang dianggap sudah biasa sehingga mereka kurang berminat lagi untuk mendengarkannya. Tapi munkin analisa saya ini tidak benar. Di tempat-tempat rekreasi, saya sering mendengar lagu-lagu minang dan group-group band dengan penyanyi asli Minang membawakan lagu-lagu minang. Tetapi maaf, yang menonton dan mendengar lagu minang tersebut kebanyakan dari golongan menengah ke bawah. Hal ini terlihat dari penampilan mereka yang dapat ditebak mereka bukan golongan menengah ke atas. Apakah kondisi ini dapat penulis simpulkan bahwa lagu-lagu minang hanya digemari oleh orang minang yang berasal dari kelompok menengah ke bawah saja?. Mudah-mudahan penulis salah. Kalau benar hal itu terjadi maka dapat disimpulkan juga bahwa restoran-restoran besar yang ada di Padang dan Bukittinggi yang sebagian besar pengunjungnya berasal dari kelompok menengah ke atas adalah tidak begitu suka menghidupkan lagu-lagu khas minang. Mereka lebih suka mendengarkan lagu-lagu pop Indonesia dan Barat sesuai selera pengunjungnya. Hal ini kalu kita bandingkan dengan Jakarta dan kotakota di pulau Jawa tentu berbeda sekali. Dikota ini, restoran-restoran besar selalu memberikan fasilitas hiburan musik khas asli daerah asal masakan tesrebut.

Kesan ia yang kedua, ini terkait dengan nilai kehidupan di Ranah Minang yang kita ketahui selama ini. Nilai kehidupan tersebut selalu bernuansa islami. Namun bayangan itu agak sedikit menjadi tanda tanya bagi teman saya ini pada saat ia dikejutkan dengan kondisi diluar dugaan dia. Saya juga merasa heran kok bisa terjadi seperti itu. Ceritanya begini, masih dalam tugas di Padang tahun 2004, pada saat selesai makan malam ia berencana mau pergi jalan-jalan kearah pantai Padang dari tempat penginapannya yang berada di seberang SMP 2 Padang. (saya tidak tahu untuk apa ia jalan-jalan ke Pantai Padang, mungkin melihat suasana pantai Padang yang terkenal itu) Begitu keluar gerbang hotel ia menyetop sebuah taxi untuk menuju kea rah pantai Padang. Tetapi alangkah kagetnya ketika ia membuka pintu belakang taksi ia melihat didalam taksi sudah ada seorang gadis belia dengan bahasa Indonesia logat minangya menyapa ia dan menawarkan diri kepada teman saya untuk ia temani jalan-jalan malam itu. Sambil menatap heran ia berpikir kok kondisi ini ada di Padang yang notabene kehidupan masyarakatnya sangat islami. Saya mendengar ceritanya juga heran dan mengatakan bahwa itu mungkin kasus. Dan saat sekarang hal itu mungkin tidak atau jarang terjadi di Padang. Tetapi terus terang saja, saya tidak dapat memeberikan komentar banyak karena selama saya hidup di Padang saya tidak mengetahui kondisi seperti itu.

Saya lihat kehidupan masyarakat di Padang terutama pergaulan kaum muda-mudinya jauh lebih sopan dibandingkan dengan Jakarta dan kota-kota besar lainnya di pulau Jawa ini. Namun kondisi pergaulan generasi mudanya saat sekarang saya memang tidak tahu persis karena saya telah menjalani kehidupan di Jakarta sejaka tahun 1991 sampai dengan sekarang. Namun saya berharap kondisi ini tidak umum terjad di Kota Padang dan Sumbar pada umumnya. Pertanyaannya, apakah yang berbuat itu orang asli minang atau bukan?.. Apakah kontrol masyarakat terhadap lingkungan sosialnya sudah mulai melemah? Apakah kepedulian keluarga minang sudah mulai melemah terhadap nilai-nilai islam? Namun sekali lagi penulis nyakin bahwa apa yang ditemukan oleh teman saya yang berasal dari penduduk asli Jakarta hanya sebuah kasus. Dan saat ini saya melihat nilai-nilai Islami dalam kehidupan masyarakat minang saat sekarang mulai digiatkan oleh pemerintahan daerah Tk.I Sumbar. Kegiatan ini mulai terlihat intensif selama pasca ancaman tsunami di Padang setelah tsunami di Aceh beberapa tahun lalu. Kegiatan tersebut antara lain: anjuran (wajib) untuk menggunakan Jilbab bagi anak perempuan di sekolah, adannya program pesantren bagi pelajar selama bulan Ramadhan dan lain sebagainya. Kondisi ini telah merubah suasana kehidupan lebih Islami. Mudah-mudahan kampuang kita terhindar dari bencana yang maha dasyat seperti di Aceh karena kita berusaha keras untuk menjalani kehidupan ini sesuai syariat Islam. Sekali lagi Insya Allah hal itu tidak terjadi. Semoga Allah dapat melindungi nagari kita.

Dari kondisi di atas penulis juga melihat ada kecendrungannya kita masih belum percaya diri untuk menggunakan simbol kedaerahaan. Seperti kurang disukainya musik daerah dan bahasa minang asli untuk digunakan dalam percakapan sehari-hasi di rumah dan menggunakan ejaan minang saat mencantumkan nama nagari dan nama jalan. Dalam hal penggunaan bahasa minang asli di lingkungan keluarga terdapat dua kelompok. Untuk keluarga menengah ke atas dan terdidik, mereka lebih cendrung mendidik anak-anaka mereka untuk menggunakan bahasa Indonesia dalam percakapan sehari-hari. Bagi mereka bercakap dalam bahasa Indonesia lebih memberikan kesan bahwa mereka adalah keluarga intelek dan berada dibandingkan apabila anak-anak mereka berbicara dalam bahasa minang. Hal ini juga mengejala di percakapan informal dalam acara komunitas mereka.

Bagaimana dengan penggunaan bahasa minang di lingkungan keluarga menengah ke bawah? Dari pengamatan penulis, Lingkungan keluarga ini justru lebih banyak menggunakan bahasa minang dalam percakapan sehari-hari. Bandingkan dengan keluarga di daerah jawa (diluar daerah Jabodetabek). Pada umumnya mereka lebih banyak menggunakan bahasa asli daerah mereka. Mereka tidak merasa risih di anggap keluarga tidak terdidik dan berada apabila menggunakan bahasa Jawa. Mereka juga tidak merasa risih menggunakan bahasa Jawa di lingkungan kantor dan ditempat-tempat umum di daerah Jabodetabek.

Hal sama terjadi juga dalam mencantumkan nama daerah dan nama jalan yang berasal dari ejan asli minang. Misalnya Daerah “Sitinjau Lauik” di Tulis dengan “Sitinjau Laut”. Nama Daerah “Ampek Angkek” ditulis dengan “Empat Angkat”. Kenapa kita tidak menulis nama daerah dan nama jalan dalam ejaan bahasa minang saja seperti daerah “Limau Puruik” tetap ditulis dengan “Limau Puruik” sehingga apabila wisatawan datang ke sumbar ada nuansa lain dengan adanya nama-nama dearah dan nama jalan ditulis sesuai dengan ejaan minang. Pertanyaannya, apakah kita malu atau dianggap ndeso bila menulis nama-nama asli minang tersebut sesuai dengan ejaan minangnya? Apakah kita merasa ndeso bila dikeluarga kita masih menggnakan bahasa minang dalam percakapan sehari-hari? Apakah dengan bercakap dalam bahasa Indonesia dengan logat minang yang sangat kental kita merasa bukan mnejadi orang ndeso tetap menjadi keluarga berada dan intelek? Untuk menjawabnya cobalah kita bandingkan dengan daerah-daerah lain di Indonesia bagaimana mereka memperlakukan budaya bahasa, musik asli daerah mereka tanpa mersa malu mereka di anggak ndeso. Khususnya keluarga-keluarga menengah ke atas.

Hanya sekian yang dapat saya ungkapkan dari hasil pengamatan saya, mudah-mudahan ini menjadi renungan kita untuk lebih bangga dengan jati diri ke-Minang-an kita. Sebagai daerah tujuan wisata, kita juga harus memberikan suasana kehidupan yang lebih unik sesuai adat minang yang bersandikan kitabullah (Al-Qur’an Nulkarim). Amien.. Salam dari penulis, (Sparta)

Jakarta, 24 Nopember 2008,