Minggu, 11 Oktober 2009

GEMPA PADANG DAN PARIAMAN - CERITA DIBALIK ITU

Oleh: Sparta

Subhannallah.... ALLAH Maha Tahu dan berbuat yang terbaik buat umatNYA. Saat musibah datang kita tidak tahu hikmah dibalik itu. Hikmah tersebut akan terasa setelah kejadian berlalu. Maha tahu Allah dari segalanya. Gempa yang tiba-tiba datang di Sumatera Barat khususnya Padang dan Pariaman, telah menyentakkan lamunan kita, Bahwa kita adalah makluk yang sangat lemah. Setiap bencana besar datang, manusia tidak dapat berbuat apa-apa untuk menghalanginya. Kum Fayakum. Saat kejadian gempa, Rabu tanggal 30 September 2009, saya sedang berada di rumah di Jakarta...Berita Gempa baru saya ketahui setelah magrib. Bulu roma saya langsung berdiri. Ngeri. Cemas, Kuatir was-was, semua berkecamuk jadi satu. pikiran menjadi gundah....Dada terasa sesak. Pikiran menarwang jauh...di awan. Maklum, saya putra berdarah Minang. Bapak Ibu tinggal di Pariaman, 5 kilo dari pusat kota Pariaman. Adik-adik saya, dua orang tinggal di Pariaman di dua rumah yang berseberanagn jalan. Keponakan saya di Pariaman dari dua adik saya ini masih kecil. Tidak punya daya mereka untuk menyelematkan diri. Dua adik kandung saya yang lain berada di Kota Padang. Masing-maing tinggal berjauhan, kria-kira 10 km-an. Dua tempat yang kena musibah bencana dasyat adalah tempat saudara kandung dan orang tua saya berada. Bencana gempa ini tentu saja sangat menyesakkan dada saya, karena lebaran tahun ini saya berhalangan menemui mereka untuk bersirahturahmi......

Sejak gempa saya ketahui, dua jam setelah kejadian (pukul 17..wib), saya berusaha menghubungi orang tua dan saudara saya di Padang dan Pariaaman. Tapi sia-saia. Semua telepon mulai Telpon rumah, GSM semua jenis operator, Esia, dan flexi tidak bisa nyambung, selalu nada sibuk. Berita di TV saat itu juga hanya menggambarkan rekaman kejadian di provinsi lain, bukan di Sumbar. Hal ini karena stasiun TV pun tidak dapat berhubungan dengan kru mereka di Padang. berkali-kali saya hubungi terus telpon2 tersebut, tapi tetap sia-sia. Tidak terbayang oleh saya bagaimana panik dan senyap di kedua kota itu. semua listrik mati, gelap gulita. satu-satunya penerangan hanyalah api yang berasal dari rumah dan gedung yang terbakar. kondisi ini mirip dalam film perang, yang menggambarkan kondisi kota yang barusan di bom dengan kekuatan dasyat. pikiran saya terus melayang. Ada sedikit gundah pikiran saya kenapa saya tidak pulang saja di hari lebaran kemaren, meskipun keluarga saya berhalangan, namun minimal saya sendiri yang pulang. Namun kondisi ini bak makan buah simalakama. ketidak pulangan saya tentu saja bukan disengaja, tetapi menemani istri yang lagi di rawat. Alhamdullilah saat saya menulis ini, kondisinya mulai membaik. sampai tengah malam saya terus menghubungi, mencoba menghubungi, menghubungi lagi melalui media telp, namun tetap gagal. Karena kelelahan pikiran dan raga, tengah malam saya tertidur. besok paginya, sehabis shalat subuh dan berdoa, saya mencoba menghubungi lagi keluarga di Pariaman, namun tetap gagal.....debaran jantung saya semakin kencang dan tidak teratur. Saakan-akan jiwa akan lepas dari raga. jadilah pada saat mengajar di pagi harinya, pikiran saya tidak konsentrasi lagi....... berkali-kali siang itu saya hubungi lagi...lagi-lagi tidak dapat dihubungi. Kota Padang dan Pariaman seperti kota yang berada di negara antah barantah. Sulit di jangkau...

Pulang ke rumah setelah seharian berada diluar rumah, badan saya menjadi sangat lelah sekali. Badan ini seperti gemetar. Sampai malam saya terus menelpon orang tua dan saudara kandung dan sepupu... baru jam 10 malam saya ditelpon oleh adik saya memberitakan bahwa keluarga yang di Pariaman dalam keadaan selamat, namun bangunan rumah di bagian belakang, dindingnya roboh. Bangunan Paviliun belakang mengalami retak-retak karena bangunan ini sudah cukup lama kalau tidak salah dibangun pada saat saya SD kelas enam. Dinding pagar samping sebelah kanan dari depan setinggi 2 meter dengan panjang ke belakang kurang lebih 25 meter roboh dan hancur...Adik saya memberitahu bahwa adik kandung saya yang lain yang tinggal di Padang belum ada berita. Karena hubungan telepon terputus... kemungkinan semua telepon terputus....

Berita di TV tentang bencana gempa mulai menunjukkan realitas. Banyaknya rumah dan gedung-gedung yang roboh.. membuat panik orang padang yang melihatnya dari rantau. tetapi saya nyakin sebagian besar orang minang lebih benyak menyerahkan nasibnya kepada penciptanya. Dari Allah dan kembali ke Allah. Datang ke dunia tidak membawa apa-apa dan kembali ke haribaan pencipta juga tidak membawa apa-apa kecuali amal dan ibadah. kenapa kita harus kuatir untuk pulang? Apabila selama di rantau kita selalu mengirim hasil jerih payah di rantau untuk bekal pulang kekampung halaman, pastilah kita akan cepat2 pulang bilang kiriman kita ke kampung halaman telah banyak. bagaimanapun kehidupan di kampung halaman lebih nyaman untuk dinikmati di hari tua untuk melepas lelah setelah puluhan tahun merantau. lebih nyaman memang kehidupan di kampung halaman di masa tua dibandingkan dengan kehidupan di rantau dimasa tau. Kita tentu sering melihat kenyataan, banyaknya orang tua yang sudah pensiun pengen pulang ke kampung halaman dengan bekal yang cukup meeka kumpulkan selama di rantau. Mereka ini pengen segera pulang. tapi bagi orang tua di rantau yang tidk pernah mengirmkan hasil rantaunya ke kampung, tentulah takut untuk pulang kerana bekal tidak ada dan tidak mencukupi........Ya Allah semoga kita tetap dijadikan umatNYA yang selalu ingat kampung halaman dan selalu mengirm hasil dari rantau.....

Berita tentang keluarga saya dan istri dari Padang baru seutuhnya kami terima empat hari setelah gempa terjadi. banyak cerita yang kami dapatkan tentang peristiwa gempa di Padang. Kami mengucapkan syukur karena keluarga kami dalam keadaan selamat dan rumah yang ditempati oleh bebebrapa keluarga dekat kami sudah dipastikan ada retak2. Pagar rumah samping kanan rumah orang tua saya di pariaman roboh.. alhamdullillah rumahnya masih layak huni... ada beberapa gempa susulan setelah kejadiannya itu tetapi skalanya kecil....empat hari setelah gempa saya menerima SMS yang isinya kejadian gempa di Tasik, Padang dan Jambi dikaitkan dengan surat dan ayat dalam Al'qur'an. Subahanalllah masih ada orang yang mengingatkan kita semua yang berusaha mencari ada apa dibalika itu. Saya begitu menerima SMSitu langsung membuka Al-qur'a dan encocokkan dengan berita kejadian gempa jam dan menit di koran Kompas. Waktun nya sesuai. Waktu saya cek di Tafsir Al-Qur'an... isinya adalah azab Alllah yang diberikan karena hambanya tidak mengikitu perintah dalam kitabNYA. Saya tercnung sejenak...lama saya berpikir... tak ada kata yang bisa saya ucapkan.... Sebagai manusia saya tidak dapat mampu memberikan komentar tentang hasil kaitannya tersebut. Sebaik-baik kejadian adalah kita selalu mengingat ada dibalik ini semua?.. apakah ada peringatan dan ujian untuk meningkatkan keimanan umatNYA di sumbar, tasik dan jambi?... Wallauwallam.. saya sangat..sangat.sangat percaya Allah telah mengatur semua yang terbaik buat hambaNYA....KUMFAYAKUM...semua yang terjadi tidak ada satupun manuasia yang mampu menafsirkan dengan tapat.. Tadi pagi (11Okber 2009) saya mendengar ceramah AA Gym.... dalam salah satu ayat di Al-qur'an Allah telah berfirman..bila Manusia telah berpaling darinya..tunggulah keputusan Alllah.... Nauzubillahbinzalid............

Tidak ada komentar:

Posting Komentar