Sabtu, 30 Januari 2010

PAK GAFAR SALIM DI MATA SAYA: KENANGAN SELAMA MENUNTUT ILMU DAN PENGABDIAN DI FEUA

oleh sparta

Berita pak gafar Salim akan memasuki pensiun saya terima di awal tahun 2010 melalui millis aluimni akuntansi FEUA. Sungguh waktu yang sangat cepat berlalu. Berita ini tentu saja membuat memori saya berlari ke masa lalu. Masa dimana hampir 25 tahun saya telah mengenal sosok pak gafar. Kenangan ini tentu saja tidak mengabaikan kenangan saya pada dosen senior saya lainnya seperti pak Fauzi Saad, Pak Syafril Agus, Pak Syiar Isyim, Pak Eddy Rasyid yang waktu itu saya masih mengabdi sebagai asisten dosen sejak tahun 1987 dan menjadi dosen PNS tahun 1989 s/d 1992, beliau (pak eddy) adalah kakak tempat saya berkeluh kesah. Kebetulan saat itu pak Eddy Rasyid masih membujang dan ia adalah juiga dosen saya pada mata kuliah Akuntansi manajemen dan menjadi idola anak-anak angkatan 84. Pak Yuskar, pak Ilmainir, bu Norita, dan sebagainya adalah dosen-dosen lain di FEUA yang selalu saya kenang selama masa-masa saya menuntut ilmu dan mengabdi di FEUA hingga awal tahun 1991. Kenangan ini seumur hidup saya selalu membekasi. Hidup ini memang tidak kekal, semuanya akan ada akhirnya,, namun mengenang masa lalu terutama hal-hal yang baik adalah suatu kenikmatan tersendiri.

Pertama kali saya mengenal Pak Gafar adalah pada saat saya menjadi mahasiswa beliau pada mata kuliah Perpajakan di tahun 1985. Saat itu saya melihat beliau betul-betul sosok profil seorang guru. Penuh semangat, optimis dan memberikan banyak motivasi bagi mahasiswa untuk terus belajar dan belajar dan membarikan gambaran kondisi saat itu mengenai dunia akuntansi di Indonesia. Ini tentulah menjadi suatu inspirasi yang luar biasa buat saya pada waktu itu dan sampai sekarang masih terkenang terus untuk terus belajar giat dan membuktikan bahwa mahasiswa akuntansi FEUA dapat bersaing dengan akuntan lulusan PTN terkenal lainnya. Sosok beliau yang sangat ramah, semangat dan gesit serta sangat cerdas memberikan kekaguman buat saya dan teman-teman mahasiswa lainnya. Dari senior-senior mahasiswa akuntansi saya sudah banyak mendapatkan informasi tentang beliau sebelum saya dapat kesempatan untuk mendapatkan transfer ilmu dari beliau. Meskipun kuliah perpajakan saat itu tidak sepenuhnya beliau ajarkan dalam satu semester, karena beliau memegang mata kuliah tersebut berbagi dengan dosen luar dari kantor pajak, namun saya sudah sangat puas dapat menjadi mahsiswa beliau.

Setelah saya mengikuti kuliah pertama kali dengan beliau, hari-haridan semester berikutnya saya masih dapat kesempatan mengiikuti perkulihan beliau pada mata kuliah lainnya. Kesibukan beliau yang sangat padat terutama di kantor akuntan beliau (KAP Gafar Salim) dan sekaligus menjadi jembatan penghubung jurusan akuntansi FEUA dengan staf pengajar akuntansi FEUI seta akses yang luas dengan Ikatan Akuntan Indonesia di jakarta, membuat beliau mempunyai kontribusi yang sangat tinggi dalam mamajukan jurusan akuntansi FEUA. Nama beliau sangatlah dikenal dilingkungan dosen akuntansi FEUI dan di IAI. Sebagai seorang WNI keturunan, saya sangat salut dan bangga dengan beliau tanpa pamrih memajukan dan berjuang serta berkorban untuk mengabdi dan membuka jurusan akuntansi FEUA. Berbagai kesempatan selama menajadi mahasiswa, saya selalu berusaha untuk dapat melihat beliau dari dekat dan mendengarkan nasehat beliau yang berapi-api dan penuh semangat sehingga dapat memberikan inspirasi buat saya untuk belajar giat menambah ilmu sebanyak-banyak dFEUA. Memang menjadi mahasiswa akuntansi bukanlah menjadi pilihan saya sejak dari SMP sampai dengan SMA. Cita-cita saya yang tadinya sangat kuat ingin menjadi arsitek, harus saya relakan untuk menerima menjadi mahasiswa akuntasi setelah saya berusaha untuk mencari fakultas teknik jurusan arsitek yang di unand gagal, karena saat itu jurusan ini belum ada.

Akuntansi adalah pilihan pada saat saya dihadapkan untuk memilih jurusan pada akhir semester dua di FEUA. Awalnya akuntansi tidak memberikan bayangan apapun untuk masa depan saya. Pak Gafar-lah dosen pertama kali yang mampu memberikan inpirasi buat saya bahwa akuntansi tersebut memberikan prosepktif yang sangat tinggi dalam meberikan peluang dan tantangan dimasa datang dan dapatprofesi ini dapat diandalkan. Waktu berjalan terus, nasehat dan motivasi pak Gafar yang selalu terus menerus meberikan semnagat bagi saya dan mahasiswa akuntansi lainnya setiap kali ada kesempatan bertatap muka dan berdiskusi dengan beliau telah memberikan kontibusi terbesar dalam hidup saya untuk nyakin bahwa akuntansi inilah jalan hidup saya dan bukan arsiteklah jalan hidup saya yang selama ini saya mimpikan.

Bulan Juli 1987, saya dipanggil pertama kali oleh Pak Fauzi keruang beliau. Beliau mengaharapkan agar saya dapat membantu jurusan dalam memberikan asistensi pada mata kuliah pengantar akuntansi. Saat itu di angkatan saya (angkatan 1984) ada lima teman mahasiswa yang dipanggil oleh beliau. Kelima mahsiswa tersebut adalah Saya, Agusman (sekarang Doktor di bank Indoensia), Zulmi (sekarang menjadi Direktur Riset di PPATK), Riza Akmal (Sekarang senioir auditor di BRI), dan Lindwati (sempat di Bank Danamon sekarang di Jambi ikut suami). Tentu saja tawaran dari pak Fauzi ini langsung kami terima karena pada dasarnya kami sangat menyukai profesi mengajar dan mempunyai keinginan yang kuat untuk membantu jurusan dalam membagi ilmu yang telah kami dapatkan untuk ditransfer kepada adik-adik mahasiswa. Mahasiswa angkatan 87 adalah adalah mahaiswa saya yang pertama dalam sejarah profesi saya sebagai dosen.

Sehabis kami memenuhi tawaran pak Fauzi, beberapa hari kemudian dalam suatu kesempatan, saya bertemu dengan Pak gafar. Dalam pertemuan tersebut saya diberikan wejangan supaya dapat membantu jurusan akuntansi dalam proses belajar terutama dalam bimbingan soal dan kasus pada mata kuliah yang telah di embankan kepada kami. Ada suatu kebanggaan tersendiri buat saya dapat mengenal Pak Fauzi dan Pak Gafar, karena kedua orang ini adalah dosen sentral di jurusan akuntansi. Pak Gafar adalah orang yang sangat dikenal oleh mahasiswa pada waktu itu sebagai Bapak yang paling bersemangat tanpa lelah untuk terus berjuang memajukan jurusan akuntansi agar dikemudian hari dapat menjadi jurusan akuntansi yang mandiir dan diperhitungkan di tingkat nasional. Hal ini disebabkan pada saat periode tersebut, jurusan FEU masih berafiliasi atau binaan dari jurusan FE-UI. Pada saat saya masuk menjadi mahasiswa akuntansi FEUA, mahasiswa jurusan akuntansi yang telah selesai sarjana nya di FEUA tidak bisa langsung mendapatkan gelar akuntanya, karena harus mengiikuti Ujian Nasional Akuntansi (UNA). Untuk angkatan saya, berkat perjuangan yang dikomandoi oleh pak gafar dan dosen2 senior lainnya, jurusan akuntansi dapat langsung mencetak akuntan tanpa melalui UNA terlebih dahulu. tentu ini prestasi luar biasa dimana pada saat yang sama, di Sumatera hanya Akuntansi USU yang dapat mencetak langsung akuntan tanpa UNA. Saya tahu persis bagaimana bahagia dan berseri-serinya muka beliau (pak Gafar) memberikan informasi kepada kami bahwa mahasiswa akuntansi FEUA dapat langsung menjadi akuntan tanpa UNA. Hal ini sama dengan mhasiswa akuntansi FEUI dan FE-UGM serta akuntansi FE-USU. Kami sangat bangga dengan beliau. (.Tulisan ini masih belum selesai dan masih ada kelanjutannya.....ya.. masih bersambung.....)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar