Senin, 25 Januari 2010

SIFAT LUPA

Oleh: Sparta

Setiap manusia, baik tua ataupun muda, pastilah pernah mengalami lupa. Lupa adalah sifat manusia yang tidak lagi ingat apa yang pernah ia alami, ia lakukan, ia lihat, ia rasakan dan ia baui. Manusia juga sering melupakan hal-hal yang baik yang pernah ia peroleh dari manusia lainnya dan hal-hal buruk yang pernah ia lakukan pada orang lain. Sebaliknya manusia suka tidak lupa atau pura-pura lupa dan selalu ingat terhadap hal-hal buruk yang pernah ia peroleh dari manusia lain dan hal-hal baik yang pernah ia lakukan pada orang lain. Dalam ajaran agama Islam, kita diharuskan melupakan kebaikan kita pada orang lain dan keburukan orang lain kepada kita. Banyak sekali contoh yang kita temui dalam kehidupan kita akan hal ini. Manusia yang baik tentu saja mengamalkan ajaran yang diberikan dalam Islam mengenai bagaimana kita seharusnya menggunakan sifat pelupa ini. Namun dalam kenyataannya tidak lah semudah itu.

Sifat lupa juga sering kita alami yang kadangkalanya tidak terkait dengan perbuatan kita dan pihak lain. Banyak hal-hal kecil yang terkadang kita sering tidak mengingatnya. Misalnya pada saat kita akan bepergian. Sebelum bepergian kita sudah mengingat-ingat hal yang harus dibawa. Pada saat berangkat dan dalam perjalanan atau sudah sampai tujuan, hal tersebut baru kita ingat. Dan jadilah kita lupa lagi. Lupa lagi. Kalau kita lupa terhadap sesuatu, itu tandanya kita tidak perhatian dan tidak menggangap hal itu penting. Pada saat kita mau berangkat kerja, pikiran kita sedang berfokus pada pekerjaan penting yang harus kita selesaikan hari ini. Sehingga kita tidak begitu perhatian terhadap Handphone yang selalu kita bawa setiap hari. Pada saat berangkat, meskipun HP tersebut berada dekat kunci mobil, saat itu kita tidak mengambil Hp untuk dimasukkan ke saku baju. Dan akibatnya lupa lagi. Lupa. lupa lupa lupa lagi.he..he.. (kalau ngak salah ada lagunya ya lho).

Banyak orang beranggapan bawah sifat pelupa itu banyak dialami oleh orang tua. Hal ini masuk akal, karena orang tua memorinya sudah penuh dan banyak memikirkan hal-hal rutin yang sering ia kerjakan dan daya ingat sudah melemah. Namun anak kecilpun dapat juga dihinggapi sifat pelupa. Anak saya yang nomor dua, laki-laki kelas satu SMP, juga mengalami hal yang sama.

Minggu pagi tanggal 24 januari 2010, kami sekeluraga kaget bukan main. Hal ini disebabkan sepeda yang selalu dipakai oleh anak-anak saya terutama yang nomor dua, si Imam, dan juga sering di pakai oleh mbaknya, raib entah kemana. Anak saya, dan seisi rumah sudah mencari disekitar rumah dan hasilnya nihil. Tidak diketahui keberadaan sepeda tersebut. Kebetulan hari sabtu saya, istri dan kedua anaknya yang nomor tiga dan empat pergi seharian karena ada acara keluarga. Tentu saja saya tidak tahu kemana itu sepeda. Sebelum berangkat hari sabtu tanggal 23 Januari 2010, saya masih melihat keberadaan sepeda tersebut di halaman rumah. saya menduga saat itu, sepeda tersebut sudah dicuri oleh orang lain pada saat di rumah lagi ada pengajian. Memang, setiap sabtu jam 16.00 sd jam 18.00 wib, saya mendatangkan guru mengaji untuk mengajarkan membaca al'quran dan ilmu agama kepada anak-anak saya. Nah biasanya, pada saat Guru ngaji sedang memberikan ilmunya, pagar rumah biasanya selalu terbuka lebar. Maklum di depan rumah saya ada taman dengan akses jalan hanya satu pintu masuk, sehingga kami merasa aman. Saat itu saya berpikiran sepeda tersebut pastilah hilang pada saat proses belajar mengajar ngaji sedang berlangsung.

Kebetulan anak saya yang nomor dua itu, pada minggu pagi disuruh oleh istri/mamanha ke warung dekat rumah untuk membeli es batu. es batu ini digunakan oleh istri saya untuk membuat minimuan es teh manis. Minuman kesukaan saya pada saat saya selesai membersihkan taman rumah saya pada saat waktu senggang. Hobi saya adalah suka berkebun. Anak saya, Imam, karena sepeda tidak ada, terpaksa jalan kaki ke warung. Saya tanyakan ke dia apakah memakai sepeda itu pada sabtu kemaren. ia diam saja. Ia tidak menjawab. Tiba-tiba ia pergi dengan cepat keluar rumah dengan jalan kaki setelah menerima uang dari mamanya. Uang ini untuk membeli es batu. kebetulan si mbak tidak membuat es batu meskipun kulkas kami cukup besar kapasitasnya. Hal ini dilakukannya untuk menghindari anak-anak bikin minuman es terlalu sering. Bisa menimbulkan demam katanya. oiya si mbak ini sudah cukup lama bekerja di rumah kami. Sejak anak saya ke tiga lahir sampai sekarang. Anak saya yang ketiga tahun ini akan masuk SD. sehingga ia sudah bekerja sudah masuk tahun ke enam.

Kembali ke anak saya si imam, yang pergi ke warung, pada saat ia balik kami kaget. Kekagetan saya, istri saya dan kakaknya si tika, timbul karena ia pulang dengan sepeda yang hilang itu. Kami bertanya-tanya. Lho kenapa ia bawah pulang sepeda? nemu dimana? belum sempat ia ngomong, si mbak nya ingat bahwa si imam kemaren sabtu siang sebelum ngaji, pergi ke warnet dengan sepeda dan pulangnya ngak bawa sepeda malah jalan kaki katanya. Tapi saat itu si mbak ngak nanya kenapa pulang jalan kaki. ia juga lupa bahwa tadinya si imam pergi dengan sepeda.Saya tanya ke imam, kenapa kok bisa bisa bawa pulang sepeda. ia cerita bahwa kemaren pergi ke warnet bawa sepeda. Setelai selesai internatan ia pulang melenggang kangkung dengan jalan kaki. Saat itu ia tidak ingat sama sekali dengan sepedanya yang diparkir di halaman warnet tersebut. yang konyolnya saat ia pulang, ia melewati sepedanya, tapi pikirannya tidak ke sepeda itu. pikiran hanya ke rumah. Sampai di rumah pun ia tidak ingat sama sekali tentang sepeda tersebut. sampai besok paginya, setelah sepeda itu ia perlukan untuk kewarung membeli es batu, baru ia kaget dan mulai ingat bahwa sepeda tersebut ketinggalan di warnet. Sebelum pergi ke warung ia memang tidak ngaku bahwa ia bawa sepeda itu ke warnet ke maren. Untung saja sepeda tersebut tidak di curi oleh penjahat. Sampai di warnet, penjaga warnet hanya celutuk,."" dek sepedanya ketinggalan ya" anak saya hanya cengengesan.

Kami seisi rumah begitu dengar ceritanya jadi ketawa semua. Kebetulan saat itu saya lagi nelpon bapak ibu di Padang dan menceritakan kejadian yang barusan di alami si Imam. Mereka ketawa juga dan bilang kok bisa imam lupa ya bawa sepeda pulangnya jalan kaki dari warnet?...masih kecil kok pelupa, "neneknya di padang berkata sambil ketawa juga termasuk kakeknya.. kata neneknya sepeda itu tidak hilang karena di beli dengan duit halal. Oya..sepeda itu dibeli si imam dari tabungan sisa uang jajannya. Benar juga pikirku. Meskipun anaku Imam termasuk cerdas disekolahnya (ia sekolah di SMP unggulan internasional kelas bilingual), namun ia bisa mengalami kejadian yang lucu, lupa. Kami ledek ia, ."Imam, ntar kalau gede nanti bawa mobil ke mall, ntar pulangnya jalan kaki,..ha..he..he..... Lupa bisa dialami siapa saja. makin tua makin sering lupa. (Sparta, Januari 2010).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar