Kamis, 12 Maret 2009

Sisi Lain dari Kehidupan Dosen

oleh Sparta

Rabu tanggal 11 Maret 2009, jam menunjukkan 11.15 wib saya lagi melintas di jalan arteri Simatupang mau menuju kampus. Saat itu saya mendengar di radio FM favorit saya yang mengabarkan bahwa salah seorang tokoh pendidikan Prof Dr. Winarno Surachman sedang dirawat di RSPP Jakarta. Beliau dirawat terkait dengan serangan stroke. Saya sering mendengar nama prof ini sebagai salah satu tokoh pendidikan di Jakarta. Saya ikut bersedih, beliau kena stroke setelah tidak menjabat struktural lagi di kampusnya. Kesedihan saya bertambah lagi setelah mendengar beliau kekurangan dana untuk membiayai sakitnya. Saya terkejut dan heran, kenapa seorang profesor dengan mempuyai jabatan cukup tinggi di kampusnya mengalami kesulitan keuangan di masa pensiunnya? Apa yang terjadi dengan dunia pendidikan kita. Sungguh ini memalukan sekali. Beliau dikenal sangat jujur. Artinya menjadi orang jujur di Indonesia cukup "berisiko" dalam artian materi, tetapi memberkan kedudukan tinggi disisi Allah swt. Dunia ini Fana. Tidak ada yang kekal. mengejar materi di dunia hanya akan menimbulkan derita yang berkepanjangan, tidak akan mencapai titik kepuasan optimal. Meskipun kita akan mengalami kekuranagn secara materi, namun batin kita bahagi dengan menjalani kehidupan yang jujur.

Kembali kepada cobaan yang dihadapi oleh pak prof winarno. Kita lagi-lagi diperlihatkan bagaimana nasib guru dan dosen masih terabaikan. Meskipun sekarang suah ada peningkatan kesejahteraan bagi guru dan dosen melalui tunjangan dosen, namun untuk mendapatkannya tidaklah gampang. Perlu ada uji sertifikasi. Jumlahnya sangat terbatas. Pemilihan dosen yang akan dikutkan dalam uji sertifikasi untuk mendapatkan tunjangan dosen tidak terlepas dari unsur subjektif. Artinya belum semua dosen bisa menikmati dalam waktu lima tahun yang akan datang atau sampai kapan?...

Namun bila dibandingkan dengan profesi lain, dosen memberikan nilai yang sangat tinggi dengan ketenangan dalam menjalani kehidup lebih baik. meskipun secara materi tidak begitu kurang namun tidaklah memberikan harta yang berlimpah. Nasib dosen seperti yang di alami oleh pak prof Winarno sangatlah banyak. Saya yang telah menjalani profesi Dosen sejak tahun 1987 banyak menjumpai teman-teman dosen yang kehidupan tidak begitu mengimbarakan. Masih banyak yang naik angkot pergi kekampus dan ngajar dari satu kampis kekampus lainya. Mereka ini sering disebut dengan "Dosen Ngasong"........ .....Apa bedanya dengan pedagang asongan he..he,.....ini artinya pemerintah dan pemilik lembaga pendidikan tinggi tidak mampu memberikan apresiasi yang baik buat mereka. Masyarakat belum menghargai profesi guru dan dosen. Bandingkan dengan negara tetangga. ............

Tidak ada komentar:

Posting Komentar