Kamis, 26 Februari 2009

Jadual Masuk Anak Sekolah

oleh Sparta

Seperti biasanya, pagi ini saya melintasi jalan-jalan jakarta. Hari masih menunjukkan pukul 05.15 (masih gelap). Sengaja saya berangkat pagi untuk menghindari macet. Langkah saya ini banyka dilakukan oleh segelintir warga Jabodetabek. Apalagi akhir-akhir ini kemacetan di Jakarta bukannya makin berkurang malah makin bertambah. Lebih prihatin lagi, jam mulai macetnya sekarang makin pagi. Dulunya kalau jam 06.30 masih lancar, sekarang sejak diberlakukannya jam masuk sekolah untuk anak SD, SMD dan SMA di Jakarta mulai Jam 06.30 maka kemacetan dimulai makin pagi juga. Sepanjang jalan meskipun hari masih gelap, tetapi saya melihat anak-anak sekolah sudah mulai keluar rumah.

Ada beberapa pertanyaan yang terlintas dibenak saya ketika melihat-lihat anak-anak pada jam 05.25 sudah mulai berangkat sekolah adalah Jam berapa mereka dari rumah? Jam berapa mereka bangun? Sempatkah mereka sholat subuh (bagi muslim)? sempatkan mereka sarapan? sempatkan mereka belajar pagi untuk mereview pelajaran kemaren atau hari ini? dan seterusnya. Pertanyaan ini terlintas karena saya juga mempunyai empat anak. Yang tertua masih dikelas 2 SMP, kedua kelasa 6 SD, ketika TK kecil dan ke empat masih dua tahun. Untungnya saya tinggal di pinggiran bukan di Jakarta (tinggal di BSD) sehingga anak saya tidak perlu sepagi ini keluar rumah. Di tempat tinggal saya, anak sekolah jam masuknya masih jam 07.30 wib, sehingga mereka masih sempat sarapan, menyiapkan keperluan sekolah, sholat subuh tanpa perlu terburu-buru kesekolah. Ingat mereka masih anak-anak dan masih ingin menikmati dunianya (bermain), bukan dunia kerja.

Saya tidak habis pikir, pembuat kebijakan jam masuk sekolah hanya melihat satu sisi saja yaitu untuk mengatasi kemacetan. Hal ini tanpa melihat sisi psikologis anak. Dianggap anak sekolah memberikan kontribusi yang cukup signifikann dalam kemacetan ini, sehingga perlu di atur jam sekolahnya. Pertanyaannya "Kenapa anak yang dikorbankan?... berapa persen anak sekolah yang tempat tinggalnya jauh dari sekolah sehingga mereka memerlukan kendaraan ke sekolahnya sehingga memacetkan jalan raya? Bukankah kemacetan jalan raya karena buruknya managemen transportasi dan ketidak disiplinan penggunan jalan, seperti angkutan umum, kendaraan pribadi, dan panjang jalan yang tidak memadai serta kepemilikan kendaraan yang tidak dibatasi?. Meskipun telah dilakukan pergeseran jam masuk sekolah menjadi 06.30, pertnayaannya Apakah kemacetan jalan di Jakarta telah teratasi? jawabannya tentu saja tidak, malah makin meluas kemacetannya dan makin pagi. Pembuat kebijakan apakah tidak merasa pernah jadi anak-anak dulunya?... tentu saja pernah bukan. Masalahnya mereka mencara jalan gampang mengatasi kemacetan tanpa perlu pengorbanan bagi mereka tetapi cukup mengorbankan anak-anak. Anak- anak tidak mempunyai daya polits untuk menolaknya, mereka masih lemah.

Mudah-mudahan kebikjakan ini dapat ditinjau kembali. Saya setuju untuk mendidik anak menjadi displin. Tetapi mendidik anak menjadi disiplin dengan berangkat kesekolah pagi-pagi buta sungguh keterlaluan. (sparta1609@yahoo.com)

Wassallam, penulis Sparta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar