Minggu, 22 Februari 2009

Keuletan Urang Minang di Jogja

oleh Sparta

Sabtu 20 Pebruari 2009 saya bertolak ke Jogjakarta. Perjalanan kali ini terkait dengan tugas saya sebagai trainer (profesi sampingan dosen) untuk memberikan pelatihan besoknya Sabtu tanggal 21 Pebruari 2009. Saya mendapat tugas untuk membagi ilmu pengetahuan dan pengalaman saya selama ini. Sesuai jadual, saya seharusnya berangkat Jam 05.00 sore dengan pesawat Lio Air, namun terjadi delay sehingga baru mulai take off jam 17.45 setelah menunggu cukup lama. Untung saja saya tidak berangkat sabtu pagi, bila ini terjadi acara saya bisa berantakan, karena acara saya dimulai jam 08.00 pagi s/d jam 14.00.

Ada yang menarik dari perjalanan saya ini. Saya diundang untuk memberikan pelatihan bagi karyawan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang ada di Jogja. Undangan ini datang dari Pengurus Perbarindo (Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia) Jogja. Ketua Perbarindo, Pak Tedi (umur 35 tahunan) adalah seorang Minang yang lahir di Jogja. beliau memiliki BPR Dana Agung dengan aset yang cukup besar. BPR ini merupakan salah satu dari BPR Dana Agung Group yang dimiliki oleh Ayah beliau yang asli urang minang. Saya kagum pada beliau, dalam usia yang masih mudah telah mampu mengakumulasi dana di BPR yang ia pimpin dan miliki. Disamping bisnis BPR, ia mempunyai banyak jenis usaha lainnya di luar BPR. BPR Dana Agung Group cukup disegani di Jogja. Sejak awal Perbarindo di Ketuai oleh Ayahnya, kemudian digantikan oleh keponakan beliau. Setelah masa jabatan Ketua Perbarindo tahun 2008 habis, keponakan ayahnya diganti oleh anaknya (Pak tedi). Hal ini menunjukkan bukti bahwa Dana Agung Group ini cukup di segani di DI Jogja. Artinya bisnis bank mikro di Jogja juga dikuasai oleh urang Minang. diluar bisnis BPR, masih banyak jenis bisnis mikro lainnya yang dikuasi oleh urang minang. Dari bisnis Makanan sampai dengan bisnis perdagangan cendra mata juga banyak urang Minang yang terlibat. Tadinya saya tidak menyangka bahwa industri BPR di Jogja ada urang minang yang terlibat dan cukup disegani di komunitas bisnis ini.

Saya cukup banyak bercerita dengan stafnya Pak Tedy yaitu pak Kamra (urang minang juga) mengenai perjuangan keluarga ini sampai mencapai sukses sekarang. Dari cerita tersebut dapat saya simpulkan bahwa keuletan, semangat dan kegigihan dalam menjalani bisnis sangat diperlukan bagi pengusaha untuk mencapai sukses. Jadilah saya bertambah semangat memberikan pelatihan bagi tenaga SPI di lingkungan BPR Jogja ini. Saya bangga jadi urang minang. Sifat gigih, pantang menyerah, semangat, dan mempunyai jiwa wirausaha itulah yang saya kagumi dari urang minang ini, meskipun saya sendiri tidak ikut berbisnis, namun sifat ini saya terapkan dalam menjalani profesi saya sebagai dosen di Jakarta. Semangat itulah yang diperlukan bagi urang minang untuk tetap survive di rantau tanpa harus menengadahkan tangan. (sparta1609@yahoo.com)

Wassalan dari Sparta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar